Sumedang - Kuda Renggong dikenal sebagai salah satu kesenian dari Kabupaten Sumedang. Kuda Renggong sendiri adalah kuda yang bisa menari mengikuti gerakan hanya piawai menari, Kuda Renggong juga mahir berkelahi dengan manusia. Ini biasanya dihadirkan sebagai atraksi. Mari mengenal Kuda Renggong lebih jauh!Dalam tesisnya, Pratiwi Wulan Gustianingrum dan Idrus Affand; Memaknai Nilai Kesenian Kuda renggong dalam Upaya Melestarikan Budaya Daerah di Kabupaten Sumedang 2016 yang diterbitkan dalam Journal of Urban Society's Arts. Volume 3. Nomor 1. April 2016 27-36, disebutkan Kuda Renggong merupakan seni pertunjukan gelaran pawai. Kuda Renggong menjadi salah satu pertunjukan rakyat yang berasal dari Kabupaten Sumedang. Disebutkan, Seni Kuda Renggong muncul pertama kali dari Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang. Hal itu berdasarkan keterangan dari para seniman. Bahkan kesenian Kuda Renggong telah didaftarkan di Balai Pelestarian Budaya Provinsi Jawa Barat sebagai kesenian unggulan dari Kabupaten Sumedang yang wajib mengulas, kata 'Renggong' berarti rereongan atau gotong royong. Renggong sendiri kerap diartikan sebagai metatesis dari kata ronggeng. Ronggeng dalam kamus KBBI diartikan sebagai tari tradisional dengan penari utama wanita, dilengkapi dengan selendang yang dikalungkan di leher sebagai kelengkapan dari berbagai sumber, Tari Ronggeng telah berkembang di pulau Jawa sejak dulu. Tari Ronggeng di Jawa Barat ditandai dengan ditemukannya sebuah candi di Kampung Sukawening, Desa Sukajaya, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, bernama Candi Ronggeng atau para arkeolog menyebutnya dengan Candi bukti perkembangan Tari Ronggeng di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Salah satunya bisa dilihat dari relief pada abad ke-8 di bagian Karmawibhanga di Candi Borobudur, Magelang. Dalam relief tersebut menggambarkan perjalanan sebuah rombongan hiburan dengan musisi dan penari ronggeng mengingatkan juga pada novel karyanya Ahmad Tohari; Ronggeng Dukuh Paruk Gramedia Pustaka Utama, 2003. Dalam novel itu dikisahkan bahwa seni ronggeng melalui tokohnya Bernama Srintil mampu menghidupkan kembali desanya yang miskin dan terpencil. Bahkan ronggeng menjadi perlambang denyut kehidupan bagi warga Dukuh Paruk dengan latar waktu ke tesisnya Pratiwi Wulan Gustianingrum dan Idrus Affand, ronggeng dalam seni Kuda Renggong merupakan kamonesan bahasa sunda untuk "keterampilan" cara berjalan kuda yang telah dilatih untuk menari mengikuti irama musik terutama kendang yang biasanya dipakai sebagai media tunggangan dalam arak-arakan anak Kuda Renggong menampilkan pertunjukan berupa atraksi kuda yang bisa menari mengikuti hentakan musik khas tradisional Sunda yang disebut Kendang Penca. Kuda yang diarak biasanya berjumlah tiga sampai empat kuda yang dinaiki oleh pemilik hajatan, sunatan atau menari, atraksi yang paling ditunggu yakni Silat Kuda Renggongnya, berupa gerakan dimana seolah-olah kuda tersebut berkelahi dengan seorang pawangnya. Gerakannya, dari mulai berdiri dengan kedua kaki belakangnya sampai kuda tersebut rebahan di atas Kuda Renggong pertama kali muncul tahun 1910. Hingga saat ini kesenian Kuda Renggong sering ditampilkan pada acara-acara hajatan atau acara lainnya. orb/orb
KudaRenggong (aksara Sunda: ᮊᮥᮓ ᮦᮛᮀᮍᮀᮧ) adalah salah satu seni pertunjukan helaran yang berasal dari Kabupaten Sumedang. Kata renggong merupakan metatesis dari kata ronggeng yang berarti kamonesan (keterampilan) cara berjalan kuda yang dilatih menari dan mengikuti irama musik yang
Kodarenggong merupakan seni pertunjukan tradisional yang sangat populer di kabupaten Sumedang. Atraksi ini berupa pertunjukan dimana seekor kuda yang terlatih melakukan gerakan menari dan berjalan mengikuti hentakan musik tradisional sunda yang disebut kendang pencak.Darikedua bentuk pertunjukan Seni Kuda Renggong, muncul jenis musik pengiring yang berbeda. Musik untuk mengiringi Kuda Renggong dalam pertunjukan masyarakat, biasanya menggunakan jenis musik yang sederhana, karena keterbatasan dalam memiliki alat-alat musik. Tari Sunda Topeng Kandaga juga mirip dan dipengaruhi oleh Tari Topeng Cirebon, di Scdq.